Analisis Ergonomi untuk Mengurangi Keluhan MSDs pada Kegiatan Penyadapan Karet
DOI:
https://doi.org/10.33005/tekmapro.v19i2.427Keywords:
NBM, penyadapan karet, postur kerja, produktivitas, REBAAbstract
Permasalahan utama yang masih terjadi di Indonesia adalah rata-rata tingkat produktivitas karet masih lebih rendah dibandingkan dengan negara pesaingnya yaitu Thailand. Ketika melakukan penyadapan, terdapat berbagai posisi kerja tidak ergonomis yang dapat menyebabkan petani menjadi lebih cepat lelah, sulit berkonsentrasi dan lambat dalam bekerja sehingga berakibat pada penurunan produktivitas. Dalam melakukan aktivitasnya, petani akan berdiri dalam waktu yang lama, berjongkok, memutar tubuh, berjinjit, dan membungkuk menyesuaikan dengan tinggi sadapan. Postur tubuh tidak ergonomis tersebut dapat memicu terjadinya keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) yaitu masalah pada sistem skletal tubuh manusia. Oleh karena itu, perlu dilakukan identifikasi melalui pendekatan ergonomi berupa analisis postur kerja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat risiko ergonomi postur kerja dan tingkat keparahan keluhan Musculoskeletal Disorder (MSDs) pada petani penyadap karet. Metode analisis postur yang digunakan adalah Rapid Entire Body Assessment (REBA), dikombinasikan dengan metode Nordic Body Map (NBM) untuk mengetahui tingkat risiko Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada petani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat risiko ergonomi postur kerja petani berada pada level 4 dengan skor REBA 12 artinya memiliki risiko yang sangat tinggi. Tingkat keparahan keluhan Musculoskeletal Disorder (MSDs) yang dirasakan oleh petani yaitu sangat sakit sebesar 77% pada leher bawah dan pinggang, 66% pada leher atas, serta 55% pada punggung dan betis.